KUE KHAS BENGKULU – Wisata kuliner saat mengunjungi tempat baru, memang menjadi keharusan bagi sebagian orang. Termasuk juga saya.
Kadang wisata kuliner saat traveling yang membuat timbangan badan saya naik. Cobaaa.. Kalau kamu tak kuat iman lihat makanan enak saat ngetrip, pasti dalam hati cuma bilang “Ah.. gampang, sampe rumah olahraga lagi!”.
Tak tahunya sampai rumah ngak pernah olahraga, lemak bertumpuk dan tiap lihat kaca atau timbangan terasa mau kabur #MaafMbaknyaCurhat.
Bahayanya, saya termasuk orang yang sukaaaa banget kudapan alias cemilan manis. Kue tradisonal atau jajanan pasar yang manis, selalu menjadi pilihan saya untuk dicicipi saat traveling.
Belum lama ini, saya kenalan dengan blogger cantik asal Bengkulu Yurma Wita, yang menulis tentang jajanan pasar dan kue-kue manis nan menggiurkan di Bengkulu. Saya belum pernah ke bengkulu, tapi pengen sekarang juga beli tiket pesawat ke sana dan mengigit kue manis.
Menurut Mbak Yurma, Ada banyak kue asal Bengkulu yang harus dicoba. Tapi dari sekian banyak, saya pilih 3 yang rasanya enak dan manis
Biasanya saya makan kue tradisional ini di pesta pernikahan adat betawi. Kue-kue ini juga langka alias hanya dibuat di acara khusus misalnya pernikahan saja.
1. Kue Cucur
Kue Cucur selalu menjadi kue kesukaan, yang saya cari di pesta pernikahan tradisional. Sayangnya, jarang ada teman saya yang menikah dengan upacara adat, jadi sudah lama ngak makan Cucur.
Sumber foto: yurmawita. com |
Di Jakarta, penjual kue Cucur bisa ditemukan di sepanjang jalan Pasar Kramat Jati. Hanya dijual di malam hingga dinihari, nikmat banget makan kue Cucur panas.
Sayangnya rasanya kurang enak, kadang rasa gula merahnya kalah dengan rasa tepung yang terlalu banyak dalam adonan kue.
Namanya juga kue seribu rupiah, what do you expect? Tapi lumayan lah untuk mengobati kangen.
Tepung beras dan gula merah memang menjadi dua bahan utama kue Cucur. Berbeda dengan kue Cucur khas Betawi, di Bengkulu kue Cucur berbentuk menyerupai roda dengan lubang di tengahnya.
Manis dan empuk saat digigit, memang menjadikan kue Cucur primadona.
Di Bengkulu, kue ini merupakan kue pendamping dari 7 jenis kue lainnya yang harus ada dalam prosesi adat lamaran.
Ah.. Jadi kangen makan kue Cucur. Saya malah nekad membuatnya sendiri, dengan bahan kue Cucur instant yang dijual di supermarket.
Ternyata rasanya kurang ‘nendang’ entahlah, apa karena perkara bahannya atau pembuatnya yang memang ngak bisa masak hehhehe.
2. Kue Satu
Kue Satu, selalu ada di rumah saya saat perayaan Idul Fitri. Nenek saya, kebetulan pembuat kue Satu yang sangat handal. Rasanya ada yang kurang, saat tak ada kue Satu di meja tamu.
Sumber foto:wikipedia |
Di bengkulu, menurut Mbak Yurma, kue Satu juga selalu di suguhkan saat perayaan Idul Fitri. Lalu kenapa di sebut kue Satu? Sebenarnya nama kue berasal dari bahan utama pembuatannya yang tak menggunakan banyak bahan.
Hanya terdiri dari tepung sagu dan tepung tapioka yang dicampur gula, bersatu menjadi satu cieeee..#BeratAmatBahasanya
3. kembang Goyang
Cemilan yang dibuat dari tepung beras dan santan kelapa ini selalu menjadi primadona saat upacara penikahan adat.
Sumber foto: wikipedia |
Sesuai namanya kembang goyang, bentuknya memang layaknya kembang alias bunga. Kenapa di sebut ‘goyang’ karena saat digoreng, adonan kue harus di goyang.
Rasanya gurih dengan rasa yang beragam, mulai dari tawar hingga manis.
Kuliner nusantara memang sangat beragam dan unik. Kue atau masakan bisa sama namanya, sama pembuatannya, bahannya pun sama tapi sejarahnya bisa berbeda.
Bila kamu tertarik dengan budaya, tradisi atau berniat traveling dan mencicipi masakan Bengkulu, blog Mbak Yurma bisa menjadi referensimu.
Liebe,
Turis Cantik