Cerita hari pertama di Turki dimulai dari sebuah restoran Jepang kecil di sudut bandara Soetta.
Saat pemandu wisata mulai membagikan kartu tanda identitas dan menyelipkannya di sela koper saya.
Perjalanan menuju Istanbul selama 12 jam ini kembali dilalui semi Solo Trip karena saya bergabung dengan Open Trip demi menghemat banyak uang dari pada harus jalan sendirian.
9 hari akan saya lalui dalam perjalanan di Turki dan kamu sedang membaca lembaran pertamanya.
Kamu juga bisa melihat Vlognya di kanal Youtube saya ya biar lebih seru membayangkan trip kali ini.
Perjalanan Menuju Istanbul
Pesawat Qatar Airlines membawa saya menuju Doha dengan jarak tempuh 5 jam.
Pilihan maskapai yang tepat karena fasilitas Qatar tak pernah diragukan. Perjalanan panjang pun jadi tak terasa berat.
Setelah sampai di Doha, saya harus menunggu 2 jam sebelum naik pesawat lainnya menuju Istanbul.
Terakhir saya datang ke Turki, saya naik Turkish Airlines dan tiba di bandara Atartuk yang kini sudah ditutup.
Bandara yang sempat diteror bom itu kini hanya digunakan untuk pesawat sewaan pribadi.
Jadi, untuk pertamakalinya saya tiba di bandara Grand Central Istanbul yang ditasbihkan sebagai salah satu bandara internasional terbesar di dunia. Memang luas dan modern sekali bandara ini.
BACA JUGA: Naik Qatar ke Turki
Toiletnya sangat bersih dan modern, meskipun jaringan intenetnya super lemot hampir sama dengan bandara Atartuk.
Bila harus datang ke Turki jangan lupa bawa koper seret dengan roda 360 dan body yang ringan. Pegel banget harus geret koper di bandara super luas ini.
Berkunjung ke Bursa
Tiba di Istanbul, saya tak langsung wisata di bekas ibu kota Turki itu. Saya akan kembali ke Istanbul di hari terakhir.
Hari pertama di Turki saya justru menuju Bursa sebuah kota kecil dengan jarak tempuh 3 jam dari Istanbul.
Bursa adalah kota yang terletak di Turki bagian barat dengan dikelilingi oleh Balikesir di sebelah barat, Izmit, Yalova dan Istanbul di bagian utara, Bilecik dan Adapazari dibagian timur serta Eskisehir dan Kutahya dibagian Selatan.
BACA JUGA : Tips Belanja di Turki
Kota ini juga pernah menjadi ibu kota pertama Kesultanan Utsmaniyah pada tahun 1326 sampai 1365.
Itulah sebabnya, Bursa banyak dipilih oleh wisawatan atau peserta Umrah karena sarat dengan jejak sejarah masa keemasan Islam di Turki.
Bursa adalah kota kecil yang diisi banyak kaum manula. Kota ini punya kehidupan yang menurut saya sederhana dengan banyaknya manula yang duduk di depan warung kopi.
Tak terlalu banyak kaum muda, gaya berbusana mereka pun sangat konservatif.
Datanglah ke ikon utama Bursa bernama The Green Mosque atau Masjid Hijau. Dinding masjid ini memang berwarna hijau dengan khas guratan rancang bangun masa Kesultanan Utsmaniyah.
Tepat di depan Masjid Hijau ada makam Mausoleum Hijau (Green Tomb) yang menjadi tempat peristirahatan terakhir Sultan Mehmet I.
Sultan Mehmet I adalah Sultan Ottoman kelima yang meninggal dunia pada 1421. Makam ini juga tempat dimakamkannya putra dan sejumlah keluarga lainnya dadi Sultan Mehmet 1.
BACA JUGA : Makan Biji Opium di Turki
Masjid lain yang harus dikunjungi adalah Ulu Cami’i Grand Mosque atau Masjid Agung Ulu Cami’i yang menjadi masjid utama penyebaran Islam di Bursa.
Masjid ini terletak di jantung kota Bursa. Cami’i dalam bahasa Turki artinya Masjid.
Masjid Ulu Cami’i dianggap sebagai masjid terpenting kelima dalam Islam, setelah di Mekah, Madinah, Yerusalem dan Damaskus. Masjid ini pun masuk dalam situs Warisan Dunia UNESCO pada 2014.
Tak terasa saya sudah smpai di Masjid Ulu Cami’i malam hari saat aktifitas masjid memasuki Sholat Isya. Hari pertama dalam setiap perjalanan memang biasanya lama di pesawat.
Tapi beruntung masih ada separuh hari yang langsung bisa jalan-jalan, meskipun masih pakai baju dari pesawat, belum mandi, rambut lepek karena berminyak tapi hati tetap happy kok hehehe.
Saat hari makin gelap, saya pun kembali naik bus untuk menuju ke Pamukkale. Itu dia cerita hari pertama di Turki yang sangat menyenangkan. Sampai ketemu di Pamukkale ya !
Liebe,
Turis Cantik
Turki selalu keren. Jadi keinget pernah dibawain saffron.
Safron asal turki memang kualitas bgus dan harga murah
Pernah ke Istanbul ikut training, yang berkesan adalah fisik org sana. Mata kebiru2an kayak Eropa tapi postur badan kayak org Asia 🙂
Gak banyak referensi kami dpt sola Busra, jadinya kami hanya sempat berjalan2 ke Hagia Sophia dan Grand Bazaar aja
Memang agak jarang yang ke bursa, padahal sayang kalau dilewatkan.
senangnya.. saya mimpi ke Turki, moga segera kesampean. aamiin 🙂
semoga one day bisa ke turki juga ya mbak.
Amin mbak
Bisa travelling ke Turki masuk dalam bucket list aku. Entah kenapa tempat2nya indah dan orang2nya juga haha..
Bagiku Turki udah gak asing lagi, karna aku punya beberapa teman orang Turki yg kenal dari aplikasi tukar bahasa. Dibilang ramah ya ramah sih, tapi sayangnya kebanyakan dari mereka gak bisa/ gak lancar berbahasa inggris, jadi untuk komunikasi agak sulit.
Kuliner Turki yang pernah kucoba baklava atau apa ya kak namanya? Itu loh semacam kue atau roti yang super manis rasanya.
Oya, btw salam kenal ya kak. Gak sengaja nemu blog ini di grup Indonesian Female Blogger di FB 🙂
hai mbak salam kenal, makasih udh mampir ya.
Ke Turki itu jadi pilihan banget mba. Semoga bisa kesana, Tante dan sepupuku udah kesana dan mereka udah rekomendasikan biar bisa ke Turki
semoga suatu hari bisa ke turki juga ya mbak
Aku peenah ke Turki tapi cuma seharian aja. Ga terlupakan banget ya. Es krim kebab, orang2nya ramah banget dan guide nya cukup fasih berbahasa Indonesia. Aku lagi ancang2 mau bikin cerita Turki juga nih. Makin semangat baca tulisan mbak Muthia hehehe 😘😘😘
Jadi makin kangen ke turki lagi kan mbak heheheh