Traveling Trip Mancanegara

Chicken and Beer Tempat Nongkrong Anak Muda Korsel

Restoran Chicken and Beer, ada di setiap sudut jalan di pusat kota Seoul, Korea Selatan. Banyak orang menyebut, makan ayam dan bir adalah tradisi makan ala anak muda korea yang sangat digemari. Tak heran, restorannya banyak dan selalu penuh sesak dengan pengunjung. Lalu apa sebenarnya sensasi makan paha ayam berbumbu dan bir dingin? Apa rasa ayahsm favorit anak muda korea? Yuk bareng saya mampir ke restoran Chicken and Beer!.
Seoul di awal musim dingin adalah waktu yang paling pas menikmati hidangan panas sambil ngobrol bareng teman. Kebetulan sup gingseng sudah saya santap di hari pertama trip di Seoul, jadi malam ini saya dan beberapa teman mencari hidangan lain.
Sebuah tempat penuh sesak dengan kawula muda korea, menyita perhatian saya. Pertama, karena tempatnya penuh, biasanya restoran penuh sesak pertanda makanannya enak. Kedua, karena jumlah restoran dengan nama ‘Chicken and Beer’ banyak banget, kayaknya tiap pengkolan jalan ada.

Sejarah Chicken and Beer

Kebiasan makan ayam dan minum bir di Korea Selatan, biasa disebut Chick-Maek kependekan dari Chicken Maekju atau kebiasaan minum bir, bersama ayam goreng yang ternyata merupakan tradisi sejak lama.

Restoran Chick-maek, pertamakali muncul di awal tahun 2000 saat Korea Selatan mengalami krisis ekonomi. Daging Ayam, merupakan makanan paling murah yang bisa didapat.

Disandingkan dengan bir yang cocok diminum bersama makanan yang digoreng panas. Makanan ini, memang lebih banyak digemari anak muda dibandingkan makanan lain yang ditemani minuman beralkohol khas korea, Soju.

Kini, kepopuleran restoran chicken and beer bahkan mengalahkan restoran cepat saji asal Amerika misalnya MDC atau KFC yang jumlahnya lebih sedikit.

Produk asing, terutama makanan, memang tak bisa menandingi lidah orang Korea yang lebih suka makanan yang bercita rasa manis dan pedas dalam semua makanan mereka.

Menu Chicken and Beer

Spicy Honey dan Garlic adalah dua menu paling favorit di Chicken and Beer, rata-rata semua restoran punya varian menu yang hampir sama. Garlic alias bawah putih sebenarnya rasa original dengan ayam crispy.

Ayam yang disajikan daging semua, enak baget, juicy karena hanya bagian dada dan sebagian paha dalam satu porsi ayam. Spicy Honey agak sedikit pedas dan basah, tapi enak banget dan lebih berbumbu. Pilihan lainnya, ada Barbeque dan Hot Spicy  dengan takaran pedas yang lebih mengigit.

Varian rasa Chicken and Beer, menurut saya sebagian besar adalah ayam dengan rasa pedas manis. Kombinasi yang mungkin cocok diminum dengan bir dingin.

Kalau Tidak Minum Bir Gimana?

Tenang, kamu bisa tetap menikmati ayam goreng enak tanpa bir karena ada minuman bersoda. Kalau saya tipe orang suka banget dengan hal yang gratisan, minum air putih dingin gratisan pun udah cukup. Dispenser air minum bisa kamu temukan dekat meja kasir, gratis kok dan mau minum segalon juga boleh alias boleh isi ulang.

Bir sebenarnya ada yang kadar alkoholnya rendah, tapi saya memang kebetulan tidak suka minuman beralkohol jenis apapun, walaupun yang kadarnya ringan kayak bir. Toh, agama saya melarang minum minuman beralkohol.
Kalau kamu tidak minum bir atau ada larangan minum minuman beralkohol, paling penting yang  juga  perlu diperhatikan adalah apakah ayamnya direndam dengan bir biar empuk?. Jadi jangan sembarangan pilih tempat ya, lebih baik tanya dengan penjual apakah ayam yang dijual halal atau menggunakan bir dalam adonan.

Menemukan chicken and Beer restoran yang halal sebenarnya agak susah, tapi ada aja sih asal kamu tanya dengan orang lokal.

Kalau mau aman, pilihlah restoran ayam cepat saji  seperti Kyochon yang sudah ada cabangnya di Indonesia yang kemungkinan besar halal. Rasanya sama sih dengan di Jakarta, tapi kan makannya langsung di korea hhehehhe.

Saya kebetulan menemukan restoran halal tanpa sengaja di pinggiran jalanan padat di Hongdae. Modalnya bertanya saja dengan penjualnya. Maaf ya, saya tidak tahu nama restorannya apa karena dituliskan dalam bahasa Hangeul.

Pengalaman Mbak Turis di Chicken and Beer

Lebih baik, sebelum makan kamu hitung dulu jumlah orang yang makan. Setengah porsi isinya 8  ayam dengan potongan yang besar  makan dua ayam aja rasanya kenyang banget loh.

Saya dan empat teman lain memesan dua porsi ayam dengan rasa galic dan blackpaper, ayamnya enak tapi saat kekenyangan makan kok, rasa ayamnya jadi ngak enak ya hahahha. Pusing mau makannya, keunyaaaang di ayam ke dua. Akhirnya bungkus bawa pulang, bisa buat makan seharian keesokan harinya.

Sambil menunggu ayam datang, kamu bisa makan cemilan gratis seperti krupuk dengan rasa hambar, tapi lumayan lah buat cemilan.
Pengalaman lumayan asik saat membaur dengan anak muda korea, sambil menguyah ayam yang tak kunjung habis. Sebelah meja ada sepasang remaja merayakan ulang tahun dengan tiup lilin di atas dada ayam. Di ujung meja, sekumpulan pria nejis merayakan kesuksesan bisnis  dengan bos mereka.

Dimana Lokasi Restoran Chicken and Beer?

Dimana pun ada kok, boleh pilih tempat dimana pun sepanjang perjalananmu. Kadang satu jalan biasa ada tiga tempat makan ayam dengan merk berbeda, menurut saya rasanya sama aja.

Berapa Harga Satu Porsi Chicken and Beer

Kisaran harga untuk satu porsi isi 12 potong ayam kisaran harga KWR 20.000 dirupiahkan kisaran Rp 250.000/porsi.

Untuk bir bayar tersendiri, diluar harga paket ayam kisaran harganya kalau dirupiahkan Rp 100.000 – Rp 120.000/botol tergantung merk dan ukuran. Bisa juga pesan dalam ukuran mug besar, jadi minum nya bersama teman.

Kalau kamu suka makan ayam, Chicken and Beer Restoran harus menjadi pilihan, bukan sekedar makan ayam renyah berbumbu tapi kenikmatan membaur dan mencicipi bagian paling asik dari sebuah perjalanan yaitu menjadi bagian dari masyarakat lokal.
Liebe,
Turis Cantik

Leave a Reply

Instagram