Traveling Trip Mancanegara

Hari terakhir penuh kesan di Seoul

HARI TERAKHIR DI SEOUL – Ada waktu memulai pasti ada juga waktu mengakhiri. Saat liburan harus berakhir kadang ada rasa sedih, tapi juga seneng karena akan segera kembali bertemu keluarga di tanah air. Untuk itulah, hari terakhir selalu saya buat penuh kesan dengan lebih mendekatkan diri dengan masyarakat lokal. Mau tahu bagaimana cerita akhir perjalanan saya di Seoul?
 

Naik Commuter di Seoul

Tak ada cara lebih dekat dengan masyarakat lokal kecuali ‘ act like the locals’. Saya memulainya dengan membeli T Money dan menaiki kereta bawah tanah keliling beberapa pusat perbelanjaan.
Di dalam lorong keretalah, kamu akan merasa dekat dan berinteraksi langsung dengan masyarakat lokal. Naik kereta commuter akan selalu masuk dalam list saya saat travelling.
Pagi di Seoul yang sibuk
Salah satu sudut stasiun kereta 
Kereta Commuter di jam sibuk
Di New York dulu, kebanyakan warganya membaca buku atau jarang mau duduk. Di Jepang, hampir sama saat buku dan gadget menjadi ‘tentengan’ wajib di kereta.
Lalu bagaimana di Seoul? kebanyakan warga Seoul lebih banyak memilih tidur dalam kereta.
Mungkin jarak rumah mereka agak jauh dari pusat kota, atau mungkin agak lelah. Kaum muda Seoul juga tak segan memberikan tempat duduk pada orang tua. Kursi prioritas pun jarang ada yang menduduki.
Mereka jalan agak lambat tidak secepat atau sesibuk orang di Jepang. Stasiun keretanya, layaknya Singapura yang berkoneksi dengan pusat perbelanjaan hingga pusat jajanan pasar.
Kendalanya adalah agak sulit menanyakan peta atau lokasi tujuan pada warga lokal yang kemampuan bahasa Inggrisnya agak minim.
Hal yang perlu kamu lakukan sebelum naik kereta adalah datangi pusat informasi turis dan pastikan stasiun dan peron tempat kamu harus naik kereta. Saat salah turun stasiun memutar ke peron lainnya agak jauh.

Berbelanja Skincare dan Make up 

Tak lengkap kembali ke rumah tanpa membawa oleh-oleh. Sekedar tips buat kamu yang akan berbelanja. Tak perlu beli produk fashion di Seoul seperti sepatu atau baju karena harganya mahal banget.
Mata uang korea Won memang agak rendah dikit dari mata uang Rupiah ( saat saya jalan desember 2017) tapi bukan berarti harga jual akan turun. Harga kebutuhan fashion di Seoul mahal banget, saya coba bandingkan harga sebuah sepatu merk Ad**s yang ternyata dikalkukasi hanya beda 100ribu!.
Buat apaan beli sepatu beda harga hanya segitu, berat-beratin koper aja. Kecuali kamu mau beli yang tipenya memang tidak ada di Indonesia.
Kalau pun kamu mau berbelanja datanglah ke toko Skincare dan Make up yang harganya jauuuhhh lebih murah dari counter resmi atau online shop.
Coba aja, beli belum tentu 🙂
Surga dunia banget yaaaa
Beli mask sheet yang banyak
Mbak Turis belanja teroosss
Saya akan buatkan tulisan lain yang lebih detail tentang bagaimana mendapatkan diskon dan produk apa yang harus dibeli di korea selatan. Postingan selanjutnya ya 🙂

 

Makan Tteok-bokki

Di Korea Selatan memang agak sulit menemukan makanan halal, tapi ada aja sih. Kebetulan tempat menginap saya di Hongdae ada lorong penjual makanan khas korea yang halal, mungkin karena tak jauh dari tempat ini ada Masjid.
Jajanan pasar di malam hari
Bimbap ala Seoul
Masak sendiri, makan sendiri ya Bu!
Cemilan khas korsel favorit
3 macam gorengan 1000 won
Makan Tteok-bokki langsung di negara asalnya sudah lama saya impikan. Malam hari adalah saat yang tepat menikmati kuliner di Seoul, saat suhu udara dingin dan kamu mengunyah makanan hangat. Tteok-bokki terbuat dari tepung beras yang dicampur saos pedas, manis khas korea. Rasanya passss banget, ada rasa manis, pedes dan tepung berasnya empuk.
Saya juga mencoba berbagai kuliner pinggir jalan lainnya, mulai dari bimbap hingga Chicken and beer ( without beer of course ).
Tak sabar kembali ke Korea Selatan ( insya Allah ) tahun depan. Saya penasaran Jeju dan Busan, pastinya tidak di musim dingin datangnya hehhe.
Selamat tahun baru 2018!! Semoga makin rajin nabung untuk bisa jalan-jalan lagi.
Liebe,
Turis Cantik

Leave a Reply

Instagram