Traveling Trip Mancanegara

Kali Pertama di Paris Sendirian

Kata orang tempat ini kota yang romatis..tapi buat saya nggak ada yang
lebih menarik di tempat ini selain pengalaman berjalan menyusuri sebuah
kota baru dengan bahasa yang aneh dan penduduk yang kurang ramah dengan
turis yang hanya bisa bahasa inggris yang belepotan seperti saya dan
beberapa teman beijing dan thailand saya kala itu.

Modal utama
pergi ke paris dengan biaya yang sedikit adalah keberanian dan sebuah
peta. Kemampuan membaca peta dengan baik adalah kemahiran yang harus di
miliki untuk bisa survive di paris krn jangan berharap akan ada orang
yang dengan baik hati menunjukan jalan apalagi bila anda tidak bisa
bahasa prancis, culas memang rasanya tapi toh memang itu lah mungkin
salah satu cara mereka untuk menujukan sebuah rasa kebangsaan yang
tinggi.

Tak seperti perjalanan yang lain bersama teman Beijing
yang biasanya di arrage dengan sangat baik, perjalanan kali ini saya
harus benar -benar sendiri di hari pertama saya di paris. Kok rasanya
jadi seperti orang nyasar di suatu negeri yang aneh, saat saya
menginjakan kaki di sebuah st kereta api bernama Nord Paris. Dengan
uang receh 1.50 Euro yang saya bawa dari jerman, saya harus mencari
sebuah studio di wilayah selatan paris dengan bermodal sebuah alamat
yang di berikan teman saya, memesan tempat menginap melalui internet
adalah cara paling murah untuk bisa tidur murah, bayangkan saja saya
cuma bayar 30 euro atau sekitar 400 ribu rupiah untuk tiga malam.

Banyak
orang bilang ke paris yang murah adalah menggunakan bis, tapi buat saya
yang tingal di bagian selatan jerman, tidak ada cara yang paling baik
selain naik kereta api cepat dari koln bernama Thalyss ( hope
tulisannya benar ..) dengan potongan 25 % krn saya punya bahn card,
saya bisa mengemat banyak uang saya tanpa harus berlama- lama di bis
walupun pengalaman naik bis juga luar biasa. Kalau cari makan yang
murah bisa di dapat di kantin mahasiswa yang bisa di cari di internet
atau di peta ( it depends on where we live ), murah dan porsinya
banyak. Atau cari lah wilayah pecinan, yang biasanya murah dan sesuai
lidah orang asia, tapi lebih baik pesan daging ayam atau bebek, krn
saya kurang bisa menjamin kehalalan makanan di sini ya itung itung
bonus lah kalau memang belakangan tau itu nggak halal wahahhaah…
Di
paris kita membeli tiket dengan satu kali pakai dan bisa di gunakan di
zona manapun, beda dengan di denmark yang bisa bikin kantong kering krn
pakai sistem zona.
Kalau bekerja sebagia wartawan seperti saya
misalnya bawalah id pers anda, krn itu kartu sakti yang bisa di gunaka
di semua museum di eropa termasuk di paris.
Peta bisa di dapat di
stasiun kereta secara gratis. Bila ingin berhemat pakai tlp umum dengan
menggunkan coin tapi kalau memang tidak bisa bahasanya ya…nggak usah
tlp lah sms ajah..
Kalau mau beli souvenir jangan di dalam museum
atau tempat wisata, di pinggir jalan banyak yang jual vouvenir dengan
harga yang terjangkau dan perhatikan labelnya dengan seksama jangan
pilih yang ” made in china “.

Kalau anda hanya punya waktu
sehari di paris tapi mau melihat semua tempat sekaligus, coba lah naik
Boat. Sejenis kapal pesiar tapi murah, letaknya ada di depan menara
Eiffel, hanya membayar 60 euro ini say adapat lewat internet jadi lebih
murah , tapi bayar di tepat juga cuma nambah 1 euro kok.Boat ini
akan membawa kita menyusuri sungai yang melalui sisi kiri dan kanannya
kita kan melihat berbagai tempat sejrah di paris, termasuk memandang
Menara Eiffel dari dekat. Ada sebuah audio yang akan memberikan
penjelasan tentang tempatbersejarah yang kita lihat dari dalam boat.
Saya
sarankan duduk lah di bagian pinggir paling depan atau paling belakang,
dan menajuh lah dari turis asia ( korea, china, or even indonesian)
karena biasanya norak dan berisik hahahhahah…
Selebihnya
perjalanan ini buat saya ya…biasa saja…gimana ya..nggak ada yang
istimewa..just builidngs…just museum..Tapi tetep bersyukur bisa ke
paris…ah..akhirnya a tully nice wrapping up my journey …

ps: ini fotonya baru dikit yo..nanti di upload lagi 😉

Leave a Reply

Instagram